Ular welang (Bungurus fasciatus) dikenal sebagai ular dengan bisa cukup kuat dan mematikan. Banyak dijumpai di Pulau Jawa, Pulau Sumatera, dan Pulau Kalimantan. (blogspot)
... sanca kuning sangat digemari kalangan menengah ke atas dan harganya mahal...
Jakarta (ANTARA News) - Selama ini Pasar Pramuka di Jalan Pramuka, Jakarta Timur, dikenal sebagai "pusat"-nya bursa burung peliharaan; mulai dari sekedar burung dara hingga burung langka dilindungi.

Di sela bangunan permanen pasar milik PD Pasar Jaya itu, ternyata ada pojokan tempat Makmuri (45) menjual berbagai jenis ular. Ada yang ular berbisa ataupun yang tidak berbisa. Jika Anda berminat memelihara ular, kios Makmuri bisa didatangi.

Ia mengungkapkan beberapa alternatif pilihan ular sebagai binatang peliharaan kesayangan Anda. 

Ular pertama adalah ular cincin mas alias ular weling (Bungurus candidus), berbeda dengan ular welang (Bungurus fasciatus) yang sangat berbisa dan mematikan. Menurut dia, produksi bisa ular weling hanya sedikit dan hanya menimbulkan efek meriang dan gatal-gatal di kulit. 

"Kalau ular welang khan bisa kejang-kejang dan sangat mematikan," katanya sambil berkeliling kios reptilnya di Jakarta, Selasa (5/6).

Ular cincin mas ini memiliki ciri khas warna hitam dan belang kuning. Sementara ular welang memiliki ciri kulit hitam dan belang putih. "Harga ular cincin mas berkisar Rp150.000 per ekor yang masih berumur sekitar tiga bulan," kata dia. 

Pilihan jenis ular kedua adalah ular sanca kuning (Phyton reticulatus) atau sering disebut "ular albino" dengan ciri khas warna kulit kuning dan mata merah. Sanca kuning dari jenis piton ini bukan ular berbisa.

Ular sanca kuning sangat digemari kalangan menengah ke atas dan harganya mahal. Ular ini juga terkenal jinak dibandingkan dengan ular jenis lain. 

Makanan sanca kuning adalah marmut hidup, sedangkan yang baru lahir diberi pakan tikus. Panjang ular sanca kuning yang masih bayi berkisar 60 cm dengan diameter tiga cm. Sementara ular yang sudah dewasa mencapai lebih dari tiga meter. 

"Harganya berkisar Rp2,5 juta- Rp5 juta yang dewasa dan Rp1,2 juta yang masih kecil," katanya. 

Pilihan ketiga adalah ular sanca kembang (Phyton spp) dengan ciri kulit gelap dan belang hitam. Ular ini dikenal lebih agresif dan liar. 

Makanannya adalah tikus, anak tikus dan marmut yang masih hidup. "Ular sanca kembang cuma mau memakan tikus yang masih hidup. Paling mahal harganya Rp500.000," katanya.

Ular lainnya adalah ular ijo bako (Goniosoma spp) dan ular ijo gadung (Ahaetulla prasina). Kedua jenis ular ini mirip, dengan perbedaan ular ijo bako berwarna hijau dengan panjang satu meter dan besar diameter 3 cm. Sementara ular ijo gadung seperti tali berwarna hijau dengan panjang 60 cm. 

Makanan ular ijo bako adalah burung emprit sementara ular ijo gadung adalah cecak dan lalat. "Dijual dengan harga Rp150.000," kata pria yang akrab dipanggil Pak Uri itu.